Syaikh Abdul Qodir Al Jilani

 



Nama Syaikh Abdul Qodir al-Jilani adalah nama yang sangat melegenda di dunia, termasuk di tanah air ini. Berbagai cerita, hikayat, dan dongeng tentang keajaiban dan keluarbiasaan  disandangkan kepadanya, bahkan berbagai ritual bid’ah (baca: dulkadiran) diperuntukkan baginya. Lebih dari itu, nama beliau juga sering disematkan untuk tawassul. Begitu juga kuburannya dijadikan sebagai tempat pemujaan dan ibadah.
Namun ada juga sebagian kalangan telah menilai bahwa Syaikh Abdul Qodir adalah sesat, ahli bid’ah, pendusta, ahli khurofat, dan sebagainya.
Tentu saja, berbagai penilaian yang kontroversial di atas harus kita sikapi dengan adil dan ‘profesional’ tanpa ada belenggu hawa nafsu untuk membela atau mencela sosok ulama seperti Syaikh Abdul Qodir al-Jilani. Metode yang perlu kita tempuh untuk menuju ke arah sana adalah dengan melakukan pengkajian terhadap karya-karya tulis yang ditinggalkan oleh beliau kemudian kita timbang pendapat-pendapat tersebut dengan timbangan al-Qur‘an dan hadits Nabi Muhammad yang shohih serta pemahaman salaf sholih.
Setelah diadakan penelitian dan kajian terhadap buku-buku karya beliau, ditemukanlah hasil yang sangat mengejutkan. Ternyata selama ini Syaikh Abdul Qodir al-Jilani secara global adalah seorang ulama yang berpegang teguh dengan al-Qur‘an dan hadits sesuai dengan pemahaman salaf sholih, beraqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, mengingkari kebid’ahan dan filsafat, sekalipun beliau tidak luput dari beberapa ketergelinciran dan kekurangan. Suatu hasil yang sangat berbeda dengan apa yang kita dapati dari para pengikut yang mengaku mengikuti jejak beliau (baca: tarekat Qodiriyyah, dll.).
Sungguh benar apa kata orang:

Banyak orang mengaku punya hubungan dengan Laila. Namun Laila tidak pernah mengakuinya.
Maka sudah saatnya bagi kita untuk tidak hanya sekadar mengaku saja, tetapi marilah kita mengkaji ulang aqidah beliau dan buku-buku asli beliau secara adil dan lapang dada dengan niat untuk mencari cahaya kebenaran. Barang siapa melakukan hal itu, kami yakin Alloh akan membimbingnya kepada jalan yang lurus.

Dan sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk memperlakukan para ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah ditetapkan syari’ah.
Akhirnya mudah-mudahan Alloh senantiasa memberikan petunjuk kepada kita sehingga tidak tersesat dalam kehidupan yang penuh dengan fitnah ini. ?m?n
sunnah

blog copas