MENGHUJAT ABU HURAIRAH, MENGHUJAT KITAB SENDIRI (23) APAKAH IMAM SYIAH IKUT BERKHAYAL?

 
Abu Hurairah meriwayatkan hadits, abdul husein bilang dia berkhayal. Ternyata hadits yang sama juga diriwayatkan dari imam syiah. Apakah imam syiah ikutan berkhayal?

Abu Hurairah meriwayatkan hadits tentang seorang wanita yang masuk neraka karena seekor kucing, ia mengikatnya. Ia tidak memberinya makan ataupun membiarkannya hidup dari serangga.

Abu Hurairah juga meriwayatkan hadits dari Nabi tentang seorang pelacur yang memberi minum seekor anjing lalu diampuni dosanya. Juga hadits dengan tema yang sama, namun pelakunya adalah seorang laki-laki.

Tiga hadits ini disebutkan abdul husein secara berurutan. Setelah hadits terakhir, abdul husein berkomentar:

Hadis ini dan satu hadis sebelumnya muncul dari imajinasi Abu Hurairah untuk menunjukkan hasil baik dari rasa sayang dan kasih.

Hadits-hadits di atas menjelaskan tentang hal yang ghaib, yaitu ampunan dan azab Allah, yang mana hal-hal yang ghaib adalah tidak bisa diukur oleh akal manusia. Ini karena akal manusia adalah terbatas. Hadits di atas menjelaskan tentang akibat perlakuan pada hewan, baik perlakuan baik maupun buruk.

Allah membalas kebaikan yang dilakukan oleh manusia, meski orang itu berlaku baik pada hewan yang dianggap hina oleh banyak orang, seperti anjing. Sebaliknya, Allah menghukum mereka yang berlaku buruk pada hewan, memenjarakan hewan, tidak memberinya makan hingga mati.

Inilah pemberitahuan dari Allah tentang alam akherat, sebuah pelajaran bahwa kita harus berhati-hati, sekaligus berita gembira, bahwa ternyata untuk meraih keridhoan Allah bisa dengan cara yang tidak sulit, seperti berbuat baik pada anjing dan kucing.

Tapi abdul husein tidak bisa menerima semua ini. Dia tidak bisa menerima ketika Allah mengampuni dosa seorang pendosa karena berbuat baik pada anjing. Dia juga tidak bisa menerima ketika Allah mengazab seorang wanita karena memenjarakan kucing. Barangkali menurut abdul husein, perbuatan menghilangkan nyawa seekor kucing, yang mengakibatkan orang diazab, bukanlah perbuatan besar.

Seperti biasanya, riwayat-riwayat dalam kitab syiah lebih seru daripada riwayat Abu Hurairah. Tapi abdul husein tidak berani menghujat riwayatnya sendiri.

Ayatullah Mulla Zainal Abidin Al Kalbaikani, seorang ulama syiah, dalam kitabnya Anwarul Wilayah hal 338 mengatakan:

Dalam riwayat : seorang pelacur, yang bertetangga dengan ahli maksiat dan orang-orang yang sering merayakan duka cita Imam Husein, dia mengambil api dari majelis duka cita, dan dia mendapati apinya mati, lalu dia menyalakan dan meniupnya, hingga air matanya keluar karena terkena asap, lalu Allah mengampuninya dan dia pun bertobat.

Dalam riwayat Abu Hurairah, si pendosa menyelamatkan nyawa seekor makhluk hidup. Sementara dalam riwayat di atas, dia hanya menghidupkan api, akhirnya dia diampuni. Jangan sampai pembaca lupa, api adalah simbol utama agama majusi. Syiah ingin menghidupkan lagi ajaran majusi, makanya untuk menggalakkan lagi simbol majusi, syiah membuat cerita bahwa ada orang diampuni karena menyalakan api.

Memang mengherankan, bagaimana sekedar menyalakan api perayaan duka cita bisa membuat orang diampuni dosanya.

Riwayat berikut lebih seru lagi:

Dari Abul Ahwash dari ayahnya dari Ammar As Sabathi berkata: Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib datang ke Madain, lalu mengunjungi istana Kisra, dia bersama Dalf bin Buhair Kisra di tempat di sini dan di situ, Dalf berkata: Ali terus berjalan mengelilingi seluruh ruangan dan orang yang ada di dalamnya, dan Dalf berkata: wahai tuanku, seolah-olah engkau yang meletakkan semua ini di tempat ini. Lalu Ali melihat tulang tengkorak yang sudah keropos, lalu berkata pada sebagian orang yang ada bersamanya: ambillah tengkorak itu, lalu Ali datang ke singgasana dan duduk di atasnya, lalu menyuruh orang mengambil bejana yang berisi air, lalu berkata pada orang yang membawa tengkorak: letakkan tengkorak itu di bejana, lalu berkata: aku bersumpah padamu, kamu harus memberitahukan siapa aku dan siapa kamu, lalu tengkorak itu menjawab dengan fasih: engkau adalah Amirul Mukminin, sayyid para washi dan imam orang bertakwa, sedangkan saya adalah hambamu dan anak dari hambamu Kisra Anusyirwan, lalu Amirul Mukminin berkata: bagaimana kabarmu? Lalu dia menjawab: Wahai Amirul Mukminin, saya dulunya adalah seorang raja yang adil, menyayangi rakyat, tidak ridho terhadap kezhaliman, tapi saya memelik agama majusi, sedangkan Muhammad telah lahir pada zaman kekuasaanku, dan 23 teras istanaku roboh pada malam ketika dia dilahirkan, saya berniat untuk beriman padanya karena mendengar banyak berita tentang kemuliaan dan ketinggiannya di langit dan di bumi, begitu juga kemuliaan ahli baitnya, tapi saya sibuk dengan mengurus kerajaan hingga terlupa itu semua, betapa banyak nikmat dan keutamaan yang hilang dariku karena aku tidak beriman, saya benar-benar rugi karena tidak beriman, tapi meskipun saya kafir, Allah menyelamatkan saya dari siksa neraka karena keadilanku pada rakyat, saya berada di dalam neraka tapi api neraka tidak menyentuh badan saya, betapa saya rugi, anda saja saya dulu beriman, tentunya saya hari ini bersama kalian wahai penghulu ahli bait Muhammad dan Amirul Mukminin.  Al La’ali jilid 4 hal 327-328, As Shahafiyah jilid 2 hal 84, Al Qathrah hal 88, Al Fadhail hal 71

Kisra tidak beriman pada Allah, menolak beriman pada Nabi Muhammad, tapi dia selamat dari siksa karena keadilan. Yang lebih lucu lagi, tengkorak Kisra bersaksi bahwa Ali adalah Amirul mukminin.

Melihat riwayat ini, syiah akan gembira dan berkatasatu lagi dalil bahwa Ali adalah Amirul Mukminin, tengkorak Kisra yang sudah keropos saja bersaksi, mengapa orang-orang yang hidup enggan mengakui bahwa Ali adalah Amirul Mukminin?

Syiah gembira dengan riwayat-riwayat seperti ini, meski tidak bisa dicerna akal sehat. Banyak syiah yang mengajak kita untuk berpikir kritis. Tapi rupanya sikap kritis itu ada perkecualiannya, yaitu ketika menghadapi riwayat kitab syiah dan ucapan marja’.

Syiah bergembira melihat riwayat-riwayat seperti ini, tapi ketika melihat pada Al Qur’an, mereka bersedih, mereka berduka cita karena tidak menemukan dalil-dalil yang jelas tentang kebenaran mazhabnya, makanya mereka membuat riwayat-riwayat yang lucu itu. 

Selain itu, kitab-kitab syiah juga memuat kisah-kisah yang menurut ulama syiah adalah mulia. Kisah apa yang dibilang mulia?

At Tusirkani mengatakan dalam kitabnya berjudul Al La’ali, jilid 4 hal 217 – 218 :

Dan engkau mendatangi mutiara, kami akan mengisahkan padamu kisah-kisah, agar hatimu menjadi tenang, yang telah lalu yaitu kisah yang mulia, dari seorang laki-laki yang selalu berbuat homosexual dengan seorang anak laki-laki, dia mencintai anak itu…

Ternyata kitab syiah juga ikut memuat hadits yang sama dengan Hadits riwayat Abu Hurairah:

Dari Musa bin Ismail bin Musa, dari ayahnya, dari kakeknya Musa bin Ja’far, dari ayah dan kakekanya, berkata: Rasulullah berkata: saya melihat di neraka si pencuri baju dari ghanimah yang belum dibagi, saya juga melihat si pemilik kucing, dia dicakar oleh kucing bagian belakang dan depan tubuhnya, dia mengurung kucing itu, tidak memberinya makan dan tidak membiarkannya mencari makan, saya masuk ke sorga dan melihat orang yang memberi minum anjing.
 Biharul Anwar jilid 8 hal 316-317,

 Biharul Anwar jilid 65 hal 65,

Nawadir Ar Rawandi hal 28


NI’matullah Al Jazairi dalam Al Anwar An NU’maniyah jilid 4 hal 66:

Di antara berita yang membuat hati gembira, yaitu sebuah riwayat yang mengisahkan seorang dari Bani Israil yang tenggelam dalam perbuatan maksiat, ketika dia bepergian jauh, dia menghampiri sumur, ada seekor anjing yang menjilat tanah karena kehausan, lalu hatinya tersentuh, dia mengambil serbannya dan mengikat sepatunya dengan serban, lalu dia mengambil air dan memberi minum anjing itu. Lalu Allah mewahyukan pada Nabi yagn ada di zaman itu, bahwa Aku telah berterimakasih atas perbuatannya dan mengampuni dosanya, karena kasih sayangnya pada makhlukKu, dia mendengar berita itu lalu bertobat dari maksiat, itu menjadi jalannya menuju tobat dan selamat dari hukuman.

Riwayat ini juga tercantum dalam Biharul Anwar jilid 65 hal 65


Kata abdul husein, riwayat Abu Hurairah adalah dari hasil khayalannya. Rupanya para imam syiah tak ketinggalan ikutan berkhayal.

http://hakekat.com/content/view/105/1/
sunnah

blog copas