MENGHUJAT ABU HURAIRAH, MENGHUJAT KITAB SENDIRI (24) APAKAH IMAM SYIAH JAUH DARI AL QUR'AN?

 
Abu Hurairah dibilang jauh dari Al Qur'an ketika meriwayatkan sebuah hadits. Imam Ali Zainal Abidin juga meriwayatkan hadits yang sama. Abu Hurairah meriwayatkan hadits berikut:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : "Ada seseorang yang keterlaluan terhadap dirinya. Ketika menjelang mati ia berkata kepada anak-anaknya : "Jika saya mati bakarlah saya, remukkanlah saya kemudian taburkanlah saya di angin. Demi Allah jika Tuhanku mampu terhadapku niscaya Dia menyiksaku dengan siksaan yang tidak ditimpakan kepada orang lain". Ketika ia meninggal, hal itu dilaksanakan terhadapnya. Tiba-tiba ia dapat berdiri (setelah dihidupkan lagi) lalu Allah berfirman : "Apakah yang mendorongmu untuk berbuat demikian itu ?" Ia menjawab : "Wahai Tuhanku, yang mendorong adalah ketakutanku kepadaMu". Lalu Allah mengampuninya". Selain Abu Hurairah berkata : "Takut kepadaMu wahai Tuhan-ku


Kata Abdul Husein:

Al Qur’an yang suci dan sunah jauh dari hadis ini dan gayanya. Anggaplah bahwa wasiat orang yang berlebihan dalam dosa ini nyata serta menjadi jalan untuk dimaafkan dosa-dosanya oleh Allah, Nabi tidak akan menyampaikannya tanpa suatu komentar.

Kisah ini adalah gambaran tentang ampunan Allah pada orang-orang yang banyak maksiat sekalipun. Kisah ini memiliki pesan bahwa kita jangan berputus asa pada rahmat Allah. Kisah serupa juga diriwayatkan oleh imam syiah, Ali Zainal Abidin.

Dalam Al Anwar an Nu’maniyah, jilid 4 hal 276,  As Shaduq meriwayatkan dengan sanadnya sampai Imam Zainal Abidin Ali bin Husein, Ali bin Husein berkata: salah seorang dari Bani Israil, dia selalu membongkar kubur untuk mengambil kafan, salah seorang tetangganya sakit, dan takut akan mati, dia mengutus orang untuk menemui si pembongkar kubur, lalu si pembongkar kubur datang menemuinya. Si tetangga bertanya: bagaimana keadaanku selama menjadi tetanggamu? Si pembongkar menjawab: engkau adalah tetangga yang terbaik, si tetangga bertanya: saya ingin meminta bantuanmu, si pembongkar menjawab: saya akan melakukannya, lalu si tetangga mengeluarkan dua kafan, dan berkata: saya ingin kamu mengambil satu yang engkau suka, tapi nanti jika aku telah dikubur, jangan engkau bongkar kuburanku, si pembongkar menolak mengambil kafan, tapi si tetangga memaksanya, dan akhirnya si pembongkar kubu mengambil satu kafan yang dia suka, lalu si tetangga akhirnya mati. Setelah dikubur, si pembongkar berkata: dia sudah dikubur, bagaimana dia tahu saya mengambil kafannya atau tidak? Aku akan mengambilnya. Dia mendatangi kuburnya dan mulai menggali, lalu dia mendengar suara berteriak: jangan kau ambil! Lalu dia takut, dan tidak lagi mengambil kafan di kuburan. Lalu si pencuri kafan bertanya pada anaknya: bagaimana aku selama menjadi ayah kalian? Engkau adalah ayah terbaik bagi kami. Si pencuri berkata: saya ingin memohon bantuan kalian.  Anak-anaknya menjawab: Insya Allah kami akan melakukannya, saya ingin jika nanti saya mati, bakarlah jasadku dengan api, jika sudah menjadi abu, haluskanlah abuku, tunggulah angin yang kencang, tebarkan setengah abuku di laut, dan setengahnya di darat, ketika orang itu  mati, anaknya melaksanakan wasiat ayahnya, ketika anak-anaknya menebarkan abu, Allah berfirman pada daratan: kumpulkan apa yang ada di atasmu, dan berfirman pada laut: kumpulkan apa yang ada di dalammu, orang itu berdiri di hadapan Allah, lalu Allah bertanya: mengapa engkau mewasiatkan anak-anakmu untuk melakukan itu? Dia menjawab: demi kemuliaanMu, aku melakukan itu karena takut padaMu, lalu Allah berfirman: Aku akan membuat musuh-musuhmu ridha padamu, Aku telah menghilangkan takutMu dan mengampunimu.
Apakah Imam Ali Zainal Abidin juga jauh dari Al Qur’an?
http://hakekat.com/content/view/106/1/
sunnah

blog copas