MENGHUJAT ABU HURAIRAH, MENGHUJAT KITAB SENDIRI (16) NABI KETIDURAN SHALAT SUBUH, DARI KITAB SYIAH

 
Imam Syiah meriwayatkan hadits bahwa Nabi ketiduran shalat subuh, tapi abdul husein tak percaya, dan menuduh pembawa riwayat itu sebagai pendusta. Siapa yang benar, abdul husein atau imam maksum?
Abu Hurairah meriwayatkan hadits ini: Bahwasanya Rasulullah SAW ketika kembali dari peperangan Khaibar, berjalan pada malam hari bersama para sahabat, dan ketika beliau merasakan kantuk, memerintahkan para sahabat untuk berhenti dan beristirahat dan berkata pada Bilal “Berjaga-jagalah malam ini”, kemudian Bilal shalat beberapa rekaat dan berjaga-jaga. Rasulullah SAW tertidur bersama para sahabat, dan ketika mendekati waktu fajar, Bilal bersandar pada kuda tunggangannya sambil menghadap pada arah fajar, Bilal merasakan kantuk dan akhirnya tertidur, tak satupun dari para sahabat terbangun hingga panas matahari mengenai mereka, yang pertama kali bangun adalah Rasulullah SAW, terkejut dan berkata pada Bilal, “Hai Bilal”, kemudian Bilal menjawab “telah menimpa padaku seperti yang menimpa padamu ya Rasul”(kantuk). Kemudian Rasulullah SAW berkata pada para sahabat “Tambatkan tunggangan kalian”, kemudian para sahabat melakukannya. Rasulullah SAW berwudlu dan memerintahkan pada Bilal untuk beriqomat, kemudian Rasulullah bersama para sahabat shalat (qadla) berjamaah dan ketika selesai shalat Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa lupa mengerjakan shalat, maka kerjakanlah shalat ketika Ia mengingatnya, dan sesungguhnya Allah SWT telah berfirman “Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku”. Shahih Muslim

Tapi abdul husein tidak bisa menerima. Kata abdul husein dalam catatan kaki halaman 123 [edisi Indonesia] :
Hadis ini tidak diriwayatkan siapa pun kecuali oleh Abu Hurairah, tetapi masyarakat bersandar padanya, sebagaimana yang selalu mereka lakukan dengan hadis-hadis Abu Hurairah..

Kita akan melihat, benarkan hadis ini hanya diriwayatkan oleh Abu Hurairah, atau memang ada perawi lainnya. Ternyata dalam Shahih Bukhari kita juga menemukan kisah yang sama, tapi dari sahabat Abu Qatadah. Artinya, bukan hanya Abu Hurairah saja yang meriwayatkan hadits ini.

Bukan hanya Abu Hurairah dan Abu Qatadah, imam syiah yagn maksum juga ikut meriwayatkan hadits ini:
Dari Sama’ah bin Mahran berkata: saya bertanya padanya tentang orang yang lupa shalat subuh hingga matahari terbit, Jawab (Abu Ja’far): dia shalat saat dia ingat, karena Rasulullah SAW pernah ketiduran sampai matahari terbit, lalu shalat subuh setelah bangun dari tidur, tapi dia berpindah dari tempat itu lalu shalat.
Wasa'il Syi'ah jilid 5 hal 384,
Biharul Anwar jilid 17 hal 103-104,
DarusSalam jilid 4 hal 397,

Dari Hamzah At Thayyar, dari Abu Abdulah berkata: Allah memerintahkan shalat dan puasa, lalu Rasulullah SAW ketiduran dan ketinggalan shalat, lalu Allah berfirman: saya yang membuatmu tidur, dan saya yang membangunkanmu, jika engkau bangun, shalatlah, agar mereka tahu jika itu terjadi pada mereka, apa yang harus mereka lakukan, bukan seperti kata mereka: jika ketiduran maka dia celaka.
Al Burhan jilid 2 hal 151,
Wasa'il Syi'ah jilid 5 hal 349,
Al Ushul jiid 1 hal 164

Dalam Man La Yahdhuruhul Faqih, dari Said Al A’raj berkata: aku mendengar Abu Abdullah berkata: Allah membuat Rasulullah ketiduran shalat subuh hingga matahari terbit, lalu Rasulullah bangun, dan shalat sunnah dua rakaat  sebelum subuh, lalu shalat subuh, dan Allah membuat Rasulullah terlupa dalam shalatnya, lalu salam pada rakaat kedua, lalu menceritakan tentang perkataan Dzul Yadain, Allah melakukan itu pada Rasulullah sebagai rahmat bagi umat ini, agar seorang muslim yang ketiduran atau lupa dalam shalat tidak diejek, dan menjawab : Rasulullah pernah mengalami peristiwa seperti ini… 

Biharul Anwar jilid 17 hal 106,
Tafsir Kanz Ad Daqaiq jilid 8 hal 133.

Dari Said Al A’raj berkata: aku mendengar Abu Abdillah berkata: Rasulullah SAW ketiduran shalat subuh, Allah membuatnya tidur hingga matahari terbit, ini adalah rahmat dari RabbMu bagi manusia, bukankah jika seorang muslim ketiduran shaslat subuh sampai matahari terbit, orang akan mengejeknya dan mengatakan: kamu meremehkan shalat, ini menjadi contoh dan sunnah, jika ada orang yang berkata pada orang muslim lainnya: kamu ketiduran shalat, dia bisa menjawab: Rasulullah SAW juga pernah ketiduran, dan menjadi contoh serta rahmat, semoga Allah merahmati umat ini.

Biharul Anwar jilid 17 hal 104, Bab Nabi ketiduran, dan lupa dalam shalatnya.
Biharul Anwar jilid 87 hal 24
Al Kafi jilid 3 hal 294

Al Majlisi mengakui kejadian ini, dan menukil peristiwa ini dari Al Kazruni dalam peristiwa tahun 7 H:Nabi ketiduran shalat subuh hingga matahari terbit, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW pulang dari perang Khaibar , berjalan pada malam hari bersama para sahabat, dan ketika beliau merasakan kantuk, memerintahkan para sahabat untuk berhenti dan beristirahat dan berkata pada Bilal “Berjaga-jagalah malam ini”, kemudian Bilal shalat beberapa rekaat dan berjaga-jaga. Rasulullah SAW tertidur bersama para sahabat, dan ketika mendekati waktu fajar, Bilal bersandar pada kuda tunggangannya sambil menghadap pada arah fajar, Bilal merasakan kantuk dan akhirnya tertidur, tak satupun dari para sahabat terbangun hingga panas matahari mengenai mereka, yang pertama kali bangun adalah Rasulullah SAW, terkejut dan berkata pada Bilal, “Hai Bilal”, kemudian Bilal menjawab “telah menimpa padaku seperti yang menimpa padamu ya Rasul”(kantuk). Kemudian Rasulullah SAW berkata pada para sahabat “gerakkan tunggangan kalian”, kemudian para sahabat melakukannya. Rasulullah SAW berwudlu dan memerintahkan pada Bilal untuk beriqomat, kemudian Rasulullah bersama para sahabat shalat (qadla) berjamaah dan ketika selesai shalat Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa lupa mengerjakan shalat, maka kerjakanlah shalat ketika Ia mengingatnya, dan sesungguhnya Allah SWT telah berfirman “Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku”.

Al Majlisi berkata: pembahasan ini telah kami bahas dalam bab Nabi SAW lupa dalam shalat,Biharul Anwar, jilid 21 hal 42

Al Majlisi menukil dari As Syahid dalam Ad Dzikra, dengan sanad shahih, dari Zurarah dari Abu Ja’far berkata: Rasulullah SAW bersabda: jika masuk waktu shalat, maka tidak boleh shalat sunnah sebelum shalat wajib, kata Zurarah: saya datang ke Kufah lalu saya memberitahu hal itu pada AL Hakam bin Utaibah dan kawan-kawannya, mereka menerima itu dariku, setelah keesokan harinya, saya bertemu Abu Ja’far dan bercerita kepadaku bahwa Rasulullah berhenti di malam hari pada saat bepergian, dan bertanya: siapa yagn menjaga kami? Bilal menjawab: saya, lalu Bilal tidur dan seluruh rombongan tidur sampai matahari terbit, dan berkata: wahai Bilal, mengapa kamu tidur? Dia menjawab: wahai Rasulullah, saya mengalami apa yangkalian alami, lalu Rasulullah bersabda: adzanlah, lalu Bilal adzan dan Nabi shalat dua rakaat sebelum subuh, dan menyuruh sahabat-sahabatnya untuk shalat sunnah sebelum subuh, lalu shalat subuh dan berkata: siapa yang lupa shalat, hendaknya shalat saat dia ingat. Allah berfirman: dirikanlah shalat untuk mengingatku, Zurarah berkata: lalu saya menceritakan hadits ini pada Al Hakam dan kawan-kawannya, lalu berkata: engkau telah menentang haditsmu yang pertama, lalu saya menemui Abu Ja’far dan bercerita tentang apa yang dikatakan oleh mereka, lalu berkata: wahai Zurarah, mengapa engkau tidak memberitahu mereka bahwa dalam kedua kejadian itu, waktu shalat telah lewat? Dan hal itu adalah qadha dari Rasulullah SAW. 
Biharul Anwar jilid 88 hal 290-291

AL Majlisi berkata: As Syahid berkata bahwa hadits ini mengandung banyak pelajaran, di antaranya dianjurkan agar ada yang menjaga rombongan saat tidur… pelajaran lainnya, wahitu Allah membuat NabiNya tidur untuk memberi pelajaran bagi umat ini, agar tidak diejek kala ketiduran shalat, saya tidak menemukan orang yang membantah hadits ini, karena dianggap menyelisihi kemaksuman. Biharul Anwar jilid 87 hal 25.

Al Majlisi meriwayatkan dari Abu Juhairah : Rasulullah bersama para sahabat saat bepergian dan tidur sampai matahari terbit, dan berkata: kalian tadi mati, lalu Allah mengembalikan ruh kalian. Biharul Anwar jilid 61 hal 63.

Rupanya par aimam syiah juga ikut meriwayatkan hadits ini dari Abu Hurairah.

Berikut pertanyaan abdul husein untuk menggugat hadits ini:

apakah penjaga juga ketiduran sebagaimana para muadzin? Tentu tidak! Ini adalah (bualan) para pendusta yang telah diperingatkan oleh Nabi.

Juga abdul husein berkomentar:

Pada malam itu, Nabi bersama dengan satu pasukan berjumlah 1600 orang, di antara mereka ada 200 ksatria. Tidak mungkin bahwa mereka semua tidur dan tak satu pun dari mereka yang terjaga sama sekali. Anggaplah merka tidak bangun dengan sendirinya, tidakkah mereka terbangun oleh ringkikan serta gadunya suara dua ratus kuda yang menginginkan makanan mereka dan menghentakkan kuku-kukunya ke tanah? Alangkah malasnya mereka semua, seluruh manusia dan kuda-kuda! Barangkali itulah salah satu mukjizat Abu Hurairah.
Ini bukan hanya mukjizat Abu Hurairah, tapi juga mukjizat Abu Ja’far, Muhammad Al Baqir, imam syiah yang maksum.

Rupanya Abu Ja’far adalah salah satu pendusta, yang diperingatkan oleh Nabi.
http://hakekat.com/content/view/98/1/
sunnah

blog copas