Yahudi, Umat Berkarakter Buruk

 
Oleh: al-Ustadz Khairul Wazni, Lc.

TANPA HAK CIPTA.Anda diperbolehkan menyebarluaskan, mengutip/menyalin sebagian atau seluruh isi dari artikel ini dengan syarat Anda tidak melakukan perubahan apapun, tidak untuk tujuan komersil dan harus mencantumkan sumbernya.


Dunia Islam tersentak menyaksikan kebrutalan Yahudi terhadap Muslimin Palestina dan Libanon. Protes dan hujatan dari berbagai negara seakan tak pernah terdengar di telinga kaum Zionis. Ironisnya justru ada sebagian tokoh Muslim yang berkampanye agar umat Islam tidak membenci dan memusuhi Yahudi. Bahkan kita harus mencintai mereka dan menganggapnya saudara.


Bagaimana mungkin kita harus mencintai orang-orang yang selalu ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut. Jangankan umat Islam biasa, para utusan Allah-pun dimusuhi dan dibunuh. Berbagai perjanjian dari zaman Musa hingga kini selalu diingkari. Janjinya manis, begitu ada kesempatan… menikam dari belakang. Kenapa pula masih ada yang menyeru untuk mencintai Yahudi?!


Munculnya para penyeru tersebut hanya ada dua kemungkinan. Pertama, mereka tidak paham dalil-dalil syar’i sekaligus buta terhadap sejarah dan realita saat ini. Kedua, mereka kaki tangan Yahudi yang rela menjual agama dan akhirat demi memperoleh secuil kenikmatan dunia.


Yahudi adalah bangsa yang karakternya sangat buruk, begitu buruk. Merasa sebagai bangsa yang unggul pilihan Allah, dan menganggap pihak luar, apalagi yang tidak mendukung, sebagai bangsa yang harus dijajah bahkan dimusnahkan. Kecurigaan mereka terhadap Muslimin begitu besar, sehingga permusuhan mereka pun paling kuat. Kita coba angkat nash syari'at yang memaparkan buruknya karakter bangsa Yahudi. Perlu juga diulas bagaimana para ulama lewat fatwanya yang didasarkan pada al-Kitab dan as-Sunnah menuntun kita dalam menyikapinya.

Mengikuti Hawa Nafsu

Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh.” (QS. al-Baqarah [2] : 87)


Ibnu Katsir berkata; “Bani Israil (Yahudi) adalah umat yang paling buruk didalam menyambut seruan para Nabi. Sebagian didustakan, sebagian lagi dibunuh. Mereka lakukan itu karena ajaran para Nabi tidak sesuai dengan pendapat serta hawa nafsu mereka.


Gemar Membunuh Nabi dan Orang Shalih

Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih.” (QS. Ali Imran[3] : 21)


Ibnu Katsir berkata; “Ibnu Abi Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat Abu Ubaidah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam; ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang akan merasakan adzab terpedih pada hari kiamat?’ Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab; ‘Orang yang membunuh Nabi atau membunuh orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar’, kemudian beliau membaca ayat di atas. Lebih lanjut Rasulullah bersabda; ‘Wahai Abu Ubaidah, umat Yahudi pernah membunuh 43 Nabi sekaligus di pagi hari. Bangkitlah 170 orang melakukan amar ma’ruf dan melarang pembunuhan itu, namun 170 orang tersebut dibunuh semuanya di sore harinya. Mereka (Yahudi) itulah yang dimaksud Allah pada ayat di atas.’


Diantara Nabi yang dibunuh Yahudi adalah Nabi Yahya dan Zakariya 'alaihimus-salam. Mereka juga berupaya membunuh Nabi Isa 'alaihis-salam. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam pun tak luput menjadi sasaran.


Rencana buruk Yahudi bukan hanya ditujukan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, juga diarahkan terhadap para pengikutnya. Al-Imam Fahrur Razi menuturkan di dalam kitab tafsir beliau, bahwa diantara ajaran Yahudi adalah wajib bagi mereka untuk menyakiti kaum Muslimin dengan segala bentuk, membunuh kalau memungkinkan, mencuri hartanya, atau berbagai cara lain.


Sangat Memusuhi Kaum Muslimin

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi…” (QS. al-Maidah [5] : 82)


Kita buka lembar sejarah lama. Yang menghimpun musyrikin Arab bersekutu untuk menyerang Madinah adalah orang Yahudi. Yang memprovokasi Muslimin awam untuk mengepung dan membunuh khalifah 'Utsman adalah Yahudi. Tokoh yang berhasil menghancurkan kerajaan Islam 'Utsmaniyah dan menggantinya dengan sistem sekuler adalah Yahudi. Penggagas ideologi komunis yang telah membantai jutaan Muslimin adalah Yahudi. Peperangan yang dilancarkan kaum kafir terhadap kaum Muslimin adalah atas rekayasa, prakarsa, dan dukungan kaum Yahudi.


Meniup Api Perpecahan Kaum Muslimin

Ibnu Hisyam meriwayatkan di dalam kitab sirah-nya; “Syas bin Qais, seorang Yahudi, melewati sekelompok kaum Muslimin suku Aus dan Khazraj yang sedang berbincang-bincang dengan penuh persaudaraan. Melihat hal itu munculah rasa dengki di dalam hatinya, lalu ikut nimbrung bersama mereka mencoba mengingatkan masa gelapnya saat jahiliyah. Syas pun mendendangkan syair-syair yang pernah dibuat oleh masing-masing pihak ketika masih bermusuhan. Masing-masing pihak menjadi mendidih hatinya, emosi kesukuan yang selama ini terpendam perlahan bangkit kembali hingga hampir terjadi peperangan kembali. Alhamdulillah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam segera datang untuk meredam dan mendamaikan kembali.


Kisah ini memberi ibrah (pelajaran) betapa Yahudi sangat bernafsu memunculkan perpecahan dan permusuhan antara sesama Muslim. Kita harus hati-hati dan waspada, bisa jadi permusuhan yang terjadi sesama Muslim memang sengaja dihembuskan oleh orang-orang Yahudi. Paling tidak oleh orang yang terwarnai karakter Yahudi.


Gemar Berkhianat

Patutkah (mereka ingkar terhadap ayat-ayat Allah) dan setiap kali mereka melakukan perjanjian kemudian mengingkarinya?! Bahkan sebagian besar mereka tidaklah beriman.” (QS. al-Baqarah [2] : 100)


Asy-Syaikh 'Abdurrahman as-Sa’di berkata; “Dalam ayat ini terdapat ungkapan keheranan terhadap perilaku Yahudi. Mereka banyak mengadakan perjanjian, namun sebanyak itu pula mereka berkhianat.


Al-Imam Ibnu Katsir meriwayatkan; “Al-Hasan al-Bashri berkata tentang ayat di atas; ‘Ya, tidak pernah mereka melakukan perjanjian, kecuali kemudian dibatalkan dan dilanggar. Mereka mengadakan perjanjian hari ini kamudian besoknya mereka batalkan.’"


Umat Terlaknat

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan ‘Isa putra Maryam. Hal itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS. al-Maidah [5] : 78)


Al-Imam Ibnu Katsir berkata; “Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa Dia telah melaknat orang-orang Yahudi sejak dulu melalui kitab yang diturunkan kepada Nabi Dawud dan melalui wahyu yang diturunkan kepada Nabi Isa. Itu sebagai hukuman atas kemaksiatan dan kelaliman mereka terhadap hamba-hamba Allah. Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, beliau berkata; ‘Mereka dilaknat di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan al-Quran.’


Hukuman Allah

Dengan karakter rusak tersebut Yahudi selalu membuat kerusakan di muka bumi. Selama ada Yahudi, dunia tidak akan pernah tenang dan damai. Allah menghukum mereka dengan beberapa hal. Di antaranya dikutuk menjadi bangsa yang hina dan tertindas,


Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada.” (QS. al-Maidah [5] : 112)


Dan (ingatlah), ketika Rabb-mu memberitahukan, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka seburuk-buruk adzab.” (QS. al-A’raf [7] : 167)


Al-Imam Ibnu Katsir berkata; “Diriwayatkan bahwa Nabi Musa mewajibkan atas mereka membayar upeti selama 13 tahun. Setelah itu mereka ditindas raja-raja Yunani, Kasydani, kemudian Kaldani. Setelah itu mereka di bawah penindasan Nashrani. Setelah datang Islam mereka hidup harus dengan membayar upeti (jizyah) untuk mendapat perlindungan. Puncak penderitaannya adalah ketika mereka nanti menjadi pengikut Dajjal. Saat itu mereka akan dibinasakan.


Fatwa 'Ulama

Permusuhan kaum Muslimin dan Yahudi akan selalu terjadi. Bukan hanya hingga kini, dan tidak akan berhenti walau Palestina merdeka, akan terus berlangsung hingga menjelang kiamat. Bagaimana para 'ulama memandang peperangan bangsa Arab dan Yahudi?


Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata; “Peperangan yang terjadi antara Arab dan Yahudi saat ini bukan sekadar peperangan antara Yahudi dengan bangsa Arab semata. Yang terjadi adalah peperangan Arabiyyah Islamiyyah (peperangan Arab karena keislaman mereka). Peperangan antara kekufuran melawan keimanan, antara yang haq melawan kebathilan, antara umat Islam seluruh dunia melawan Yahudi. Permusuhan Yahudi terhadap Islam-pun sudah menjadi sesuatu yang masyhur. Karena itu menjadi kewajiban semua kaum Muslimin seluruh dunia untuk menolong saudaranya yang didzalimi. Kita harus berusaha mengembalikan hak-hak Muslimin yang telah dirampok oleh musuh, dengan segenap kemampuan baik berupa jiwa, kedudukan, peralatan-peralatan perang, dan harta. Masing-masing berkewajiban membantu saudaranya sesuai dengan keluasan dan kemampuan masing-masing.


Lajnah Mutaba’ah Markaz Albani Yordania mengeluarkan fatwa; “Kewajiban syar’i melawan Yahudi adalah jihad fi sabilillah. Sementara cara-cara selain jihad, demonstrasi misalnya, bukan cara yang syar’i. Unjuk rasa tidak akan memberikan pelajaran yang berarti terhadap musuh, tidak pula bisa meringankan beban teman seperjuangan. Yang perlu diperhatikan jihad syar’i tersebut hendaknya dilakukan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Incoming search terms:

Kategori: al-Ustadz Khairul Wazni, Lc., Majalah Fatawa, Yahudi
Sumber: Artikel ini disalin dari majalah Fatawa, volume 2 nomor 11, September 2006 M/Sya'ban 1427 H, halaman 39-41.
sunnah

blog copas