Hukum Menamai Negeri Yahudi dengan Israel

 
Oleh: Syaikh al-'Alamah Prof. Dr. Rabi bin Hadi al-Madkhali


TANPA HAK CIPTA. Anda diperbolehkan menyebarluaskan, mengutip/menyalin sebagian atau seluruh isi dari artikel ini dengan syarat Anda tidak melakukan perubahan apapun, tidak untuk tujuan komersil dan harus mencantumkan sumbernya.Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah atas Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya. Amma ba'du,







Muqaddimah


Diantara fenomena ganjil yang tersebar yang tersebar di kalangan kaum Muslimin adalah menamai dan menyebut negeri Yahudi yang dimurkai Allah dengan “Israel”!


Saya belum pernah melihat seorang pun yang mengingkari fenomena yang berbahaya ini(!) yang menyinggung kehormatan seorang Rasul yang mulia, yaitu Ya'qub1 'alaihish-shalatu wa sallam yang dipuji oleh Allah di dalam Kitab-Nya bersama dengan kedua bapaknya yang mulia; Ibrahim dan Ishaq 'alaihimus-salam, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


Artinya: “Dan ingatlah hamba-hamba Kami; Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (QS. Shad [38] : 45-47)


Inilah kedudukan Rasul yang mulia ini dalam Islam, bagaimana bisa dilekatkan pada orang-orang Yahudi, dan bagaimana bisa mereka dilekatkan padanya?!


Banyak kaum Muslimin yang membawa nama Rasul ini ketika mencela negeri Yahudi ini dengan mengatakan;


“Israel telah melakukan ini, Israel telah melakukan itu, Israel akan melakukan ini dan itu!”


Hal ini menurut pandanganku adalah perkara yang mungkar, sekedar wujudnya saja tidak boleh ada pada kaum Muslimin, apalagi menjadi fenomena yang menyebar di kalangan mereka tanpa ada satu pun yang mengingkari!


Hukum Menamai Negeri Yahudi dengan Nama “Israel”Dari sini kami lontarkan sebuah pertanyaan dan sekaligus jawabannya, maka kami katakan; Bolehkah menamai negeri Yahudi yang kafir dan brengsek ini degan nama “Israel” atau “negeri Israel” kemudian diarahkan celaan dan cercaan kepada negeri ini atas nama “Israel”?


Yang haq (benar), bahwasanya hal ini tidak diperbolehkan!


Makar-makar Orang-orang YahudiOrang-orang Yahudi telah banyak melakukan makar-makar yang besar di mana mereka menjadikan hak mereka sebagai hak yang syar'i di dalam menegakkan sebuah negeri di jantung negeri kaum Muslimin atas nama warisan dari Ibrahim dan Israel!


Mereka telah membuat makar yang besar dengan menamakan negeri Zionis mereka dengan nama negeri Israel!


Tipu daya mereka ini telah merasuk ke dalam tubuh kaum Muslimin –tidaklah saya katakan pada orang-orang awam saja bahkan pada banyak dari kalangan terpelajar-, jadilah kaum Muslimin menyebut-nyebut negeri Israel bahkan nama Israel di dalam berita-berita mereka, di dalam koran-koran mereka, di dalam majalah-majalah mereka, dan di dalam pembicaraan-pembicaraan mereka, sama saja dalam konteks berita biasa atau dalam konteks mencerca, mencela dan bahkan melaknat. Semua ini terjadi di tengah-tengah kaum Muslimin dan yang sangat disayangkan tidak pernah kami dengar seorang pun mengingkarinya!


Celaan Allah Terhadap Orang-orang Yahudi Bukan dengan Nama IsraelAllah telah banyak mencela orang-orang Yahudi di dalam al-Qur'an dan melaknat mereka serta mengabarkan kepada kita tentang kemurkaan-Nya kepada mereka, tetapi semua ini dengan nama orang-orang Yahudi2 dan dengan nama-nama orang kafir dari Bani Isra'il3, bukan dengan nama Israel/Isra'il, seorang Nabi yang mulia putra seorang Nabi yang mulia, Ishaq, putra seorang Nabi yang mulia, Khalilullah Ibrahim 'alaihimush-shalatu wa salam!


Orang-orang Yahudi Bukanlah Pewaris Israel Orang-orang Yahudi ini tidaklah memiliki ikatan agama dengan Nabiyullah Israel/Isra'il (Ya'qub 'alaihish-shalatu wa salam) dan tidak juga dengan Ibrahim Khalilullah 'alaihish-shalatu wa salam!


Orang-orang Yahudi ini tidaklah memiliki hak waris keagamaan dari Ya'qub dan Ibrahim. Sesungguhnya yang mewarisi agama keduanya adalah orang-orang yang beriman, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.


Artinya: “Sesungguhnya orang yang dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman.” (QS. Ali-Imran [3] : 68)


Allah berfirman dalam Kitab-Nya mengabarkan bahwa Ibrahim 'alaihish-shalatu wa salam berlepas diri dari orang-orang Yahudi, Nashara, dan orang-orang musyrik.


Artinya: “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali-Imran [3] : 67)


Kaum Muslimin tidaklah mengingkari bahwa orang-orang Yahudi berasal dari keturunan Ibrahim dan Israel/Isra'il, tetapi kaum Muslimin memastikan bahwa orang-orang Yahudi adalah musuh-musuh Allah dan musuh-musuh para Rasul diantara para Rasul-Nya yaitu Muhammad, Ibrahim dan Israel. Kaum Muslimin meyakini dengan pasti bahwa tidak ada saling mewarisi antara para Nabi dengan musuh-musuh mereka dari orang-orang kafir, sama saja apakah orang-orang kafir ini orang-orang Yahudi, orang-orang Nashara, atau dari orang-orang musyrik Arab dan yang lainnya, dan bahwasanya orang-orang yang paling dekat kepada Ibrahim dan seluruh para Nabi adalah kaum Muslimin yang mereka ini beriman kepada para Nabi, mencintai para Nabi, memuliakan para Nabi, dan beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah kepada mereka dari kitab-kitab suci dan shuhuf; kaum Muslimin menjadikan keimanan kepada semua ini termasuk pokok-pokok agama mereka, maka kaum Muslimin-lah pewaris para Nabi dan orang-orang yang paling dekat kepada para Nabi!


Bumi Allah Milik Hamba-hambanya Bukan Milik Musuh-musuhnyaBumi Allah sesungguhnya adalah milik hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, dan kepada para Rasul yang mulia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


Artinya: “Dan sungguh telah kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang shalih. Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah (Allah) Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya [21] : 105-107)


Maka musuh-musuh para Nabi –terutama orang-orang Yahudi- tidaklah memiliki warisan bumi di dunia ini dan di akhirat mereka mendapatkan adzab neraka yang abadi!


Sungguh sangat mengherankan keadaan kebanyakan kaum Muslimin yang menyerahkan kepada orang-orang Yahudi dengan klaim bahwa mereka adalah pewaris bumi Palestina, dan bahwasanya orang-orang Yahudi mencari Haikal Sulaiman 'alaihish-shalatu wa salam –yang beliau 'alaihish-shalatu wa salam ini dikafirkan oleh orang-orang Yahudi dan dituduh dengan tuduhan-tuduhan keji-. Orang-orang Yahudi ini adalah musuh yang paling sengit bagi Sulaiman 'alaihish-shalatu wa salam yang termasuk Nabi diantara para Nabi Bani Isra'il. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


Artinya: “Apakah setiap datang kepada kalian sorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginan kalian lalu kalian menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kalian dustakan dan beberapa orang (yang lain) kalian bunuh.” (QS. al-Baqarah [2] : 87)


Lalu bagaimana kaum Muslimin –minimal dengan sikap mereka- membenarkan klaim-klaim yang bathil ini?! Dan mereka namakan orang-orang Yahudi dengan “Israel” dan “negeri Israel”!


Dan sesungguhnya mereka –demi Allah- di hari mereka beriman dengan sebenarnya kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para Rasul, dan risalah-risalah mereka, maka mereka adalah para wali Allah, wali para Nabi dan Rasul-Nya!


Kunci Kemenangan Kaum MusliminMaka hendaknya kaum Muslimin mempersiapkan diri-diri mereka secara 'aqidah dan manhaj, dengan berangkat dari kitab Rabb mereka dan sunnah Nabi mereka serta jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu 'anhum dan jalan yang ditempuh para pengikut mereka dalam kebaikan dari para tabi'in terbaik dan para imam petunjuk dan agama; karena sesungguhnya inilah wasilah (sarana) paling agung untuk kemenangan kaum Muslimin atas musuh-musuh mereka, dan wasilah paling agung bagi keluhuran nilai kaum Muslimin, kebahagiaan mereka dan kemuliaan di dunia dan akhirat.4


Hendaknya mereka bersihkan tangan-tangan mereka dari hawa-hawa nafsu, bid'ah-bid'ah dan ta'ashshub (fanatisme) terhadap kebathilan dan pemilikya. Kemudian, hendaknya mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempersiapkan diri secara materiil dari berbagai macam persenjataan dan hal-hal yang berhubungan dengannya serta kewaspadaan dan latihan militer, sebagaimana diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian.” (QS. al-Anfal [8] : 60)


Kekuatan di dalam nash di atas meliputi setiap kekuatan yang menggentarkan musuh dari berbagai macam persenjataan.


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


Artinya: “Ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar.”5


Dan “melempar” disini meliputi semua senjata yang dilempar, semuanya ini wajib diusahakan dengan industri, atau jual-beli, atau dengan cara yang lainnya.


Bagaimana Celaan dan Cercaan Diarahkan kepada Seorang Nabi?!Sekali lagi… aku sangat heran, peletakan nama Nabi yang mulia ini atas sebuah negeri yang brengsek dan umat yang dimurkai dan umat yang membuat kedustaan, dikatakan tentang mereka dan tentang berita mereka dan tentang celaan kepada mereka “Israel” dan “negeri Israel,” seakan-akan bahasa Arab yang luas telah sempit bagi mereka sehingga tidak dijumpai dalam bahasa Arab kecuali nama ini!


Kemudian apakah mereka merenungi perkara ini di dalam diri-diri mereka. Apakah perkara ini membuat keridhaan Allah atau Rasul-Nya?


Apakah perkara ini membuat keridhaan Nabiyullah Israel (Ya'qub) atau membuat dia tidak suka seandainya dia hidup?


Tidaklah mereka mengetahui bahwasanya cercaan dan celaan yang mereka arahkan kepada orang-orang Yahudi atas nama Israel akan berpaling menuju kepadanya dalam keadaan mereka tidak merasakan; dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


Artinya: “Tidaklah kalian heran bagaimana Allah memalingkan aku dari cacian orang-orang Quraisy dan laknat mereka, mereka mencaci seorang yang tercela dalam keadaan aku adalah Muhammad (yang terpuji).” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya 2/244, Bukhari dalam Shahih-nya 3533, dan Nasa'i dalam Sunan-nya 6/159, dan diriwayatkan juga oleh Humaidi dalam Musnad-nya 2/481 dan Baihaqi dalam Syu'abul-Iman 2/142)


Maka bagaimana kalian palingkan celaan kalian, laknat kalian dan cercaan kalian terhadap musuh-musuh Allah (lantas kalian arahkan) kepada sebuah nama Nabi yang mulia dari para anbiya dan para Rasul manusia-manusia pilihan Allah?!


Syubhat dan JawabannyaJika ada seorang yang berkata; Penamaan seperti ini ada di dalam kitab Taurat!


Maka kami katakan; Bukanlah hal yang jauh, bahwa ini termasuk tahrif-tahrif (penyelewengan-penyelewengan) ahli kitab, sebagaimana Allah mempersaksikan mereka bahwasanya mereka men-tahrif kitab yang ada di tangan-tangan mereka dan kemudian mengatakan bahwa ini dari Allah6, bahkan di dalam kitab Taurat yang telah diselewengkan terdapat tuduhan terhadap para Nabi dengan kekufuran dan hal-hal yang keji, maka bagaimana mungkin berargumen dengan apa yang tercantum dalam kitab mereka ini padahal kitab mereka seperti itu keadaannya?!


PenutupAkhirnya kita berdo'a kepada Allah agar memberi taufiq kepada kaum Muslimin semuanya kepada hal yang dicintai dan diridhai-Nya dari perkataan dan perbuatan. Sesungguhnya Allah mendengar dan mengabulkan do'a.


(Ain Salsabil min Ma'ini Imamil-Jarhi Wa Ta'dil oleh www.islamspirit.com diterjemahkan oleh Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah. Penambahan sub-judul oleh penerjemah)


Catatan Kaki:
  1. ^ Ya’qub adalah Israel (Isra'il) sebagaimana dalam hadits dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada orang-orang Yahudi; “Apakah kalian mengetahui bahwa Isra’il adalah Ya'qub?” Mereka menjawab; “Allahuma, ya.” Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Ya Allah saksikanlah!” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, ath-Thoyalisi dalam Musnad-nya 1/356, Ibnu Sa'ad dalam Thabaqah Kubra 1/175 dan Ahmad dalam Musnad-nya 1/273 dan 278 dengan sanad yang hasan).
  2. ^ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman; “Orang-orang Yahudi berkata; 'Tangan Allah terbelenggu.' Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu…” (QS. al-Ma'idah [5] : 64)
  3. ^ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Isra’il dengan lisan Dawud dan 'Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS. al-Ma'idah [5] : 78)
  4. ^ Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Jika kalian telah berjual-beli dengan cara inah, disibukkan oleh ternak dan tanaman, dan kalian tinggalkan jihad di jalan Allah, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu dari kalian, sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan-nya 3462, Baihaqi dalam Sunan Kubra 5/316, dan Thabrani dalam Musnad Syamiyyin hal. 464 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah Shahihah : 11)
  5. ^ Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan-nya 3/13, Tirmidzi dalam Jami-nya 5/270, dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya 2/940 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul-Jami : 2633.
  6. ^ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman; “Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; 'Ini dari Allah,' (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS. al-Baqarah [2] : 79)

Incoming search terms:

Kategori: Majalah as-Sunnah, Syaikh al-'Alamah Prof. Dr. Rabi bin Hadi al-Madkhali, Yahudi
Sumber: Artikel ini disalin dari majalah As-Sunnah edisi khusus 07-08/Tahun X/1427 H/2006 M. Penerbit: Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta. Alamat: Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183. Telp: 0271-5891016
sunnah

blog copas