Yahudi Musuh Sejati

 
Oleh: al-Ustadz Khairul Wazni, Lc.

TANPA HAK CIPTA. Anda diperbolehkan menyebarluaskan, mengutip/menyalin sebagian atau seluruh isi dari artikel ini dengan syarat Anda tidak melakukan perubahan apapun, tidak untuk tujuan komersil dan harus mencantumkan sumbernya.



Kekejaman Yahudi terhadap kaum Muslimin tak terperikan. Bangsa yang sejak zaman Musa selalu bikin ulah ini, begitu licik dalam kekejamannya. Kaum terlaknat yang sedang dimanja dunia ini kini semakin keras kepala.


Tak puas merampas Palestina, kaum Zionis pernah merampas tanah Mesir, Suriah, dan Libanon, demi impian berdirinya negara Israel Raya. Kini, dengan alasan membebaskan dua tentaranya yang diculik, tentara Yahudi memborbadir negara Libanon.


Yahudi Selalu Benci

Kesewenangan dan permusuhan Yahudi tiada henti. Mereka tidak akan pernah senang terhadap Islam. Sejak zaman Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, makar demi makar mereka lakukan. Banyak yang lupa bahwa permusuhan Yahudi sudah berlangsung lama, sejak berdirinya negara Islam di Madinah Nabawiyah dibawah pimpinan Muhammad Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan kualitas permusuhan dan kebencian Yahudi, mereka adalah musuh sejati.


Sesungguhnya engkau akan mendapatkan orang yang paling keras permusuhannya dengan orang yang beriman adalah orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. al-Maidah [5] : 82)


Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebut Yahudi lebih dahulu dibanding musyrikin. Mereka sama-sama kafir, tetapi berbeda tingkat permusuhannya kepada kaum Muslimin. Permusuhan Yahudi tidak akan pernah henti, akan selalu ada upaya untuk menguasai dan menjerumuskan kaum Muslimin. Allah telah menegaskan;


Dan orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kalian sampai kalian mengikuti agama mereka.” (QS. al-Baqarah [2] : 120)


Sejak kenabian Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam orang Yahudi sudah menunjukkan kebenciannya, padahal sebelumnya menunggu-nunggu kedatangan Nabi akhir zaman. Begitu tahu Nabi itu bukan dari bangsanya, hasad-nya memuncak sehingga menjadi permusuhan. Mereka pernah melakukan percobaan pembunuhan terhadap kekasih Allah tersebut. Kejadian tersebut tidak kurang dari tiga kali; Melemparkan batu besar ke atas kepala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, membubuhkan racun dalam daging kambing yang dihidangkan kepada beliau saat perang Khaibar, dan penyihiran oleh Labid bin al-Ahsham si Yahudi la'natullah alaih.


Kini sepak terjang kekejaman Yahudi disokong oleh beberapa negara Barat, seperti Amerika dan Inggris. Amerika memupuk keberanian dan kecongkakan Yahudi dengan mengirim persenjataan penghancur. Terbunuhlah anak-anak, wanita, dan orang tua yang lemah di bumi Palestina dan sekitarnya. Begitupun yang dilakukan Inggris, secara diplomasi dan fisik selalu mendukung negara Zionis penjajah tersebut. Semakin banyaklah korban yang berjatuhan, terutama anak-anak, hingga menghambat tumbuhnya pemuda yang siap membela Islam. Ironisnya, dunia sibuk menunjuk Amerika sebagai penengah untuk mencegah arogansi dan timbulnya korban dalam menjajah negeri tempat isra' Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut.


Bukan Sekadar Sepotong Tanah

Sungguh, permusuhan mereka adalah permusuhan akidah, kebudayaan, dan peradaban. Bukankah Yahudi telah membakar Masjid al-Aqsha? Mereka membunuh kaum Muslimin yang sedang sujud di masjid Khalil saat bulan Ramadhan! Yahudi telah membelah perut ibu-ibu hamil! Mereka telah membunuh anak-anak yang sedang menyusu! Mereka telah menghanguskan tempat-tempat subur dan gersang! Musuh Allah Subhanahu wa Ta'ala itu juga telah menyulap masjid-masjid Palestina menjadi kafe-kafe minuman keras dan perjudian!


Pantaskah jika kemudian dikatakan bahwa permusuhan kaum Muslimin dengan Yahudi adalah sekadar masalah wilayah dan perbatasan?! Layakkah pembebasan Palestina sekadar untuk mendirikan negara kecil yang beribukotakan al-Quds as-Syarif, untuk pemukiman pemeluk tiga agama yang diserukan sebagian pihak? Lupakah kita bahwa agama yang diakui di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala hanyalah Islam?! Bapak kita Nabiyullah Ibrahim 'alaihis-salam berlepas diri dari Yahudi dan Nasrani karena kesyirikan dan berhala. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;


Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nashrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri kepada Allah dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran [3] : 67).


Kaum Yahudi memerangi umat Islam adalah demi kemuliaan bangsa dan agama mereka. Mana mungkin mereka akan berdamai dengan umat Islam?! Yahudi tidak akan pernah menginginkan perdamaian. Yang diinginkan adalah umat Islam tunduk dan patuh kepada mereka dan menghapuskan istilah jihad dalam kamus dunia Islam. Dengan begitu kaum Muslimin akan menjadi budak Yahudi, yang selalu bekerja untuk mereka, rela dipukul dengan sandal mereka, dan diam meski dicambuki.


Permusuhan kita dengan Yahudi tidak akan berakhir hanya dengan berdirinya negara sulapan yang tidak meninggikan syi'ar Islam dan tidak menegakkan syari'at Allah. Bagaimana mungkin akan berakhir permusuhan tersebut?! Seorang Muslim di dalam shalatnya membaca tujuh belas kali sehari-semalam ayat:


Bukan (jalan) orang-orang yang dimurkai dan juga bukan jalan orang-orang yang sesat.” (QS. al-Fatihah [1] : 7)


Menurut ijma' (kesepakatan) ahli tafsir kelompok yang dimurkai (al-maghdhubu 'alaihim) adalah Yahudi, sementara kelompok yang sesat (adh-dhalun) adalah Nashrani.


Yahudi Hancur Dunia Damai

Banyaknya kalangan politikus yang berorientasi pada demokrasi berpendapat bahwa perdamaian dengan Yahudi bisa terealisir, mereka namakan sebagai perdamaian politik bukan keyakinan. Sejarah mencatat bahwa di zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kaum Yahudi selalu mengingkari perjanjian, dan menikam dari belakang. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah me-nubuwah-kan bahwa suatu saat akan terjadi peperangan besar antara kaum Muslimin dan Yahudi. Dalam peperangan itu pastilah pemegang kalimat tauhid yang menjadi pemenangnya. Berita ini pun diyakini oleh kaum Yahudi, dari tuan sampai hamba sahaya tidak meragukannya,


Kalian benar-banar akan memerangi Yahudi hingga kalian akan membunuhnya, batu pun (dalam riwayat lain dan pohon) berkata; 'Wahai Muslim ini Yahudi (di belakangku), kemarilah dan bunuhlah.1


Riwayat shahih ini menjelaskan kepastian dan kebenaran permusuhan sekaligus juga mengabarkan akan datangnya pertolongan Allah bagi kaum Muslimin. Didalamnya terdapat kabar gembira bagi kaum Muslimin, ada dua hal yang masyhur yaitu:
  1. Bagian awal. Perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang ditujukan kepada sahabat; “Benar-benar akan memeranginya” (لتقا تلن latuqa tilunna) menunjukkan dalil yang jelas dan terang bahwa masa depan milik Islam. Tentunya atas izin Allah Subhanahu wa Ta'ala kemudian ditempuh dengan meniti jalan manhaj as-Salafush-Shalih.2
  2. Bagian akhir. Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menceritakan tentang seruan batu dan pohon; “Wahai Muslim, wahai hamba Allah!” menunjukkan bahwa manhaj tarbawi ishlahi (pendidikan yang pantas) dibangun diatas dasar merealisasikan tauhid dan ubudiyah. Syari'at Allah akan tegak di muka bumi ini mulai dengan kehidupan Islami di atas minhaj nubuwah (cara Nabi).3
Diramu dari Majalah al-Ashalah volume V nomor 30, 15 Syawwal 1421 oleh al-Ustadz Khairul Wazni, Lc.


Catatan Kaki:


  1. 1Shahih al-Bukhari, Kitab al-Fitan wa Asyratus-Sa'ah nomor 2921.
  2. 2Basha-ir Dzawi Syaraf bi Syarh Marwiyati Manhaj Salaf (hal. 151-165), Syaikh Salim al-Hilali.
  3. 3Al-Madarij al-Ubudiyah min Hadyi Khairil-Bariyah (hal. 145-153), Syaikh Salim al-Hilali.

Incoming search terms:

Kategori: al-Ustadz Khairul Wazni, Lc., Majalah Fatawa, Yahudi
Sumber: Artikel ini disalin dari Majalah Fatawa, volume 2 nomor 11, September 2006 M/Sya'ban 1427 H, halaman 8-9.
sunnah

blog copas